Senin, 17 Oktober 2011

So called audience review..Kenapa harus drama?

This review taken from my other blog, i decided to deleted that blog.
So here is my review on ONROP MUSIKAL was performed mid november 2010 at Teater Besar TIM. Enjoy it!



Am a big fan of a stage performance..theater, cabaret, tiger show, srimulat u name it, (am joining the drama club back on my junior-high school year..yeah banci tampil sejak dulu hihihi) so when i heard that Joko Anwar (JA) was preparing musical show i rushed into my internet soulmate a.k.a google to find out about the show, i even created my twitter account (which i was so hesitate to create one before) to follow him so i would get update on the play.
waiting patiently day after day..untill here comes the D-day!!!


the venue:
pertama kalinya nonton di teater besar TIM, dari luar gedungnya tampak 'masa kini' dengan kaca2 dan bentuk kayak kapal (tapi kata temen gw kayak rumah toraja sempet bkin pertikaian kecil maklum sesama loyer suka bener ngoto2tan). Lebbbiihh bagus lah dibanding graha bakti budaya.
Di sebelah kanan pintu masuk ada stan kecil tempat penukaran kuitansi tiket dan jual tiket dengan tulisan "SOLD OUT"..dengan congkak melewati antrean lalu nunjukkin kuitansi beli tiket trus dapet deh tuh tiket bronze yang letaknya dilantai 3 (ya tuhan jauh bener deyh dari panggung its like wacthing kumpulan kutu menari dan bernyanyi).
Dan duduk dilantai 3 raw c sangat tidak rekomen buat orang yg punya phobia ama tempat tinggi..tiap gw mau bediri berasa mau gelinding..syeramm, sound system suka becanda bkin kita gak denger lirik lagunya (the dialogue is on the lyric,dude) bapak2 pengelola tolong diperbaiki kedepannya.

the story:
Dibuka dengan setting jakarta tahun 2020 yang ternyata makin jelek dan kumuh dgn polisi moral yang merajalela, orang yang dianggap melanggar norma2 moral dibuang ke pulau ONROP yang kononnya menyeramkan. ternyata di pulau ONROP yang gak ada polisi moral malah menyenangkan karena semua bsa bebas berekspresi.

the actress:
sorry i kinda forget the name of the actress and actor, but deff remember their part.
Kuddos to Amir..he's steel the thunder.. protagonis utama alias Bram cocok bener tuh kayak orang labil tapi kenapa jalannya harus kayak penguin ya?? bkin drop liatnya.
dan sari..well meet expectation lah..
so far pemainnya bagus...another meet expectation for me.

the show:
tata panggungnya bagus dan musiknya juga keren..dengan sentuhan pop-jazz, ciamik dah pokoknya...i love the song 'kalo gak ada kamu apa artinya'..denger lagu itu rasanya pengen nyari tiang dan joged2 (loh jadi pole dancer??) tapi perpindahan dari scene satu ke scene lainnya agak terlalu lama, so ada skitar beberapa detik panggung kosong (more than 5 seconds its to loong my friend).
Dance-nya so far lumayan (but i've seen better :D) kononnya koreografernya pernah ngegarap konser Madonna itulah sebabnya dancernya seperti menari bak penari latar mengiringi penyanyi instead of berakting sambil menari (layaknya drama musikal pada umumnya), kalo aktor utamanya diganti KD-Titi DJ-Uthe voila jadilah pertunjukkan 3 diva bukannya drama musikal.

the verdict:
ceritanya...yaiks..No Likey..
di scene awal quite promosing but somehow makin keujungnya koq kayak kampanye untuk support the queer...seolah2 accepting the queer is the most important issue on earth when fighting the so-called-moralist.
gimana dengan issue 'perempuan keluar malam identik dengan wanita nakal' ato 'korupsi' ato 'mafia peradilan' ?? hal-hal tersebut ada disebutin tapi lebih sekedar pemanis...padahal itu semua adalah 'masalah moral' yang deket dengan keseharian semua manusia di Indonesia *keluh*.

i dont mind klo si sutradara pengen jadiin pertunjukannya corong buat doktrin doi but hey if i want to see gay campaign i just watch the series queer as a folk or i love you phillip morris or q film festival. next time when you advertise for your show please make it clear, say.. "this is the story bout how hard to be a homo in this city.." or .."ini cuman cerita tentang orang homo, kalian takut apa?" thus the audience will not feel trap in sort of unnecessary campaign.

I must admit JA is a great marketer, dengan lihainya doi manfaatin media twitter buat menjaring orang2 muda (berduit) yang belum pernah nonton teater (dan ingin selalu eksis biar bisa update di status fb ato twitternya 'lagi nonton ONROP')...dan mereka2 inilah yang berhasil bkin heboh TL di twitter dengan puja-puji ONROP setinggi langit dan akhirnya semua orang (lagi-lagi orang yg belum pernah nonton teater) latah dan berasa gak eksis klo gak nonton.

however need a (serious) improvement on the story, it was sooo boring...banyak joke yang 'tidak segar' (waktu amir nyeritain ke emaknya doi gay pake bhs inggris..omg udah ketebak bgt, apalagi yg masalah koteka..hoh so last year)

anyway thank you Mr. JA for the show, it was funny (in some part) and entertaining (also in some part) and opened ppl eyes that theater not (always) serious or boring.
dulu waktu mau beli tiketnya, gw ngajakkin temen2 gw kali aja ada yang minat buat nonton tapi pas denger harga tiket paling murah 100-150ribu pada mundur teratur alasannya mahal! nonton bioskop aja cuman 25ribu...padahal org2 ini kalo ngewine ato ngafe bsa abis ratusan ribu...ckckck maybe they were thinking theather is not HIP and Happening. but after the 1 day of the shiw tiba2 semua org pada nanya gmana bli tiketnya soalnya pada pengen nonton..hahaha absurd bener.

so for Polaris..please create a better script sir..

cheers.

P.S: I still never give up to watch musical performance..cant wait for LP Musikal on Dec and im gonna watch it with my babes.

cant wait :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar